Jumat, 29 Juli 2011

Pramuka Masih Relevan

KRISTIANSTAD, KOMPAS.com - Kepramukaan tetap masih relevan bagi generasi masa kini. Pendidikan pramuka bagi anak-anak muda merupakan peluang untuk membekali kehidupan mereka di masa depan, terutama dalam membawa pesan perdamaian bagi dunia.

Pramuka memberikan petualangan dalam hidup anak-anak muda. Membantu mereka melihat bagaimana seharusnya memandang dunia.
-- Simon Rhee

"Pramuka memberikan petualangan dalam hidup anak-anak muda. Membantu mereka melihat bagaimana seharusnya memandang dunia. Semangat kepramukaan membawa anak-anak muda dunia dapat membuat perubahan dengan mememgang pesan perdamaian. Sebab, Pramuka itu lintas dunia dan budaya, namun tetap memiliki rasa persaudaraan," kata Simon Rhee, Ketua Komite Pramuka Dunia dalam pembukaan Jambore Pramuka Dunia di Bumi Perkemahan Rinkaby, Kristianstad, Rabu malam atau Kamis (29/7) dinihari waktu Indonesia.

Kegiatan Pramuka haruslah merupakan kegiatan yang menyenangkan. Kegiatan di luar ruangan, termasuk berkemah, merupakan kesempatan yang luar biasa bagi anak-anak muda untuk belajar beragam keterampilan hidup yang luar biasa.

Kegiatan Pramuka seharusnya penuh dengan petualangan yang merangsang minat anak-anak muda. Namun, yang terutama anggota Pramuka dari seluruh dunia diajak untuk bersama-sama menjalin pertemanan lintas batas untuk mengubah dunia menjadi lebih baik dan damai bagi semua orang.

Acara pembukaan Jambore Pramuka Dunia yang tercatat dihadiri hampir 40.000 peserta dan undangan berlangsung meriah. Meskipun Bumi Perkemhana Rinkaby sempat diguyur hujan seharian, semangat peserta untuk memulai jambore pramuka dunia tidak surut.

Dari Indonesia, hadir antara lain Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Malarangeng dan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Azrul Azwar.

Azrul Azwar meyakini pendidikan Pramuka juga tetap relevan dan penting bagi anak-anak muda Indonesia. Untuk itu, pendidikan Pramuka mesti dikembalikan kepada arti yang sebenarnya yakni sebagai pendidkan nilai-nilai dan kecakapan hidup. (Ester Lince Napitupulu, wartawati KOMPAS melaporkan dari Kristianstad, Swedia)

Pramuka di Kampus: Masih Eksiskah?

Pramuka di kampus? Praja Muda Karana itu memangnya masih ada? Begitu tanggapan sebagian dari kita jika bicara tentang Pramuka di kampus. Tak heran banyak yang bertanya-tanya, karena memang banyak kampus di Indonesia tak ada aktivitas Pramuka.

Mengapa tak banyak kampus memiliki aktivitas Pramuka? Alasannya bisa beragam. Peminatnya kurang, ada anggapan Pramuka itu kuno, ketinggalan zaman alias zadul juga berkembang. Bahkan, mereka yang menjadi anggota Pramuka Pandega di kampus pun tak sedikit menerima ”ledekan” semacam itu.

Kenyataan seperti ini tentunya memprihatinkan, apalagi mahasiswa adalah cikal bakal pemimpin bangsa, tapi tak tahu benar apa sisi positif dari kegiatan gerakan Pramuka. Mereka menjauhi, tak memilihnya sebagai pilihan kegiatan di kampus, maka di banyak kampus Pramuka pun tak eksis.

Namun, dari sekian banyak kampus yang tak memiliki Gerakan Pramuka, masih ada kampus-kampus yang terus menjalankan aktivitas Pramuka. Memang tak banyak mahasiswa di kampus tersebut menjadi anggota Pramuka, tapi dari yang sedikit bergabung menjadi anggota itulah diharapkan gerakan Pramuka terus bergulir.

Membanggakan

Labibul, mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) angkatan 2006, sudah bergabung menjadi anggota Pramuka sejak masih duduk di bangku Madrasah Ibtidaiyah (setara SD). Kegiatan Pramuka berlanjut hingga ia masuk SMP di Bumi Ayu Brebes, Jawa Tengah, dan STM Widya Karya Purwokerto, Jawa Tengah.

”Saat saya masuk UNJ, otomatis saya melanjutkan kegiatan Pramuka ini. Bisa dibayangkan waktu saya pertama kali masuk kampus dengan memakai seragam Pramuka, sementara teman-teman saya di Fakultas Teknik kebanyakan lulusan STM, waaah, habis saya diledekin. Dibilang: zadul, kuno,” tutur Labibul.

Namun, ledekan-ledekan yang mengepung Labibul tak dihiraukannya. Dia tetap fokus dengan aktivitas Pramuka yang sudah dicintainya sejak masih kanak-kanak.

”Ada banyak keterampilan yang saya kuasai karena keikutsertaan saya di Pramuka. Kalau saya belajar keterampilan itu di luar Pramuka, wah saya pasti harus mengeluarkan dana besar. Jadi saya melihat keuntungan ikut Pramuka karena diri saya berkembang di dalam Pramuka,” kata Labibul.

Hal yang sama pun dialami Arif Fahrurozi yang kini menjadi anggota Dewan Kerja Daerah (DKD) Pramuka Penegak Pandega Kwartir Daerah Jambi. Fahrurozi yang baru saja menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi ini juga sempat diledek teman-teman kampusnya ketika bergabung dengan Gerakan Pramuka di Universitas Jambi.

”Saat awal saya pakai seragam Pramuka, teman-teman yang ikut unit kegiatan lain di kampus meledek habis saya. Tapi tak saya pedulikan. Sekarang setelah saya menjadi anggota DKD, mereka baru sadar bahwa Pramuka itu enggak cuma tepuk-tepuk tangan saja,” kata Fahrurozi bangga.

Anggota Pramuka dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Nuramelia, lebih beruntung. Mahasiswi Jurusan Pendidikan Biologi angkatan 2009 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kejuruan ini tak pernah merasakan ledekan teman-teman kampusnya.

”Teman-teman di UIN sangat menghargai pilihan kegiatan teman-teman lain,” kata Amel, panggilan Nuramelia.

Membuktikan diri

Meskipun diledek teman, mereka tetap jalan terus dan terpacu untuk membuktikan kepada teman-teman di kampus bahwa melalui Pramuka mereka bisa mengembangkan diri.

Aktivitas Racana (Pramuka setingkat Perguruan Tinggi) UNJ digelar tiap hari Sabtu sore. Ada baris berbaris, ada pula pemberian berbagai macam materi. Materi yang diberikan kepada anggota Pramuka setiap minggu berbeda. Ada fotografi, panjat tebing, hasta karya , keterampilan bahan daur ulang, belajar teknologi dengan membongkar pasang komputer atau televisi, dan belajar multimedia dengan membuat website.

”Saya mendapatkan banyak hal positif bergabung dengan Pramuka. Saya menjadi lebih percaya diri dan mendapat keterampilan. Contohnya saya bisa mendapatkan training gratis 4 bulan di Cibubur Aeromodeling Club. Kalau saya harus bayar sendiri, wah berapa itu?” kata Labibul.

Labibul pun berulang kali menjadi panitia di berbagai acara Pramuka. Seperti menjadi panitia Pertemuan Pramuka Luar Biasa tingkat Nasional dan panitia Jambore Asean 2008 di Cibubur, Jakarta Timur. Semua pengalaman tersebut semakin memperkaya dirinya.

Arif Fahrurozi membuktikan sebaliknya bahwa Gerakan Pramuka itu bukan gerakan zadul atau ketinggalan zaman. Justru Gerakan Pramuka yang ia ikuti terus membawanya maju mengembangkan diri.

”Anggota Pramuka di Universitas Jambi ini memang ada ratusan orang, tapi yang aktif hanya 40 orang. Ya barangkali karena kesibukan teman-teman. Kalau kegiatan rutin kami ya hari Sabtu saja,” kata Fahrurozi.

Yang membanggakan Fahrurozi, dengan bergabung menjadi anggota Pramuka, ia sering mengikuti event di tingkat nasional. ”Setiap tahun selalu ada event nasional, kalau unit kegiatan lain belum tentu ada acara tingkat nasional setiap tahun. Ketua DKD Pramuka Kwartir Daerah Jambi bahkan dikirim ke Amerika Serikat selama dua bulan untuk melatih Pramuka di sana,” kata Fahrurozi.

Selain menjadi lebih percaya diri, Pramuka membuat Fahrurozi menjadi mandiri, bisa menghadapi/melihat masalah tidak hanya dari satu sisi.

Hal yang sama juga dirasakan Amel. Ia pun bangga menjadi anggota Pramuka. Racana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta aktif mengikuti Pendidikan Latihan Dasar di Semarang, Perkemahan Wira Karya Nasional di Pidie, Nanggroe Aceh Darussalam, juga latihan berkomunikasi dengan Pramuka dari negara lain melalui radio amatir/internet adalah hal lain yang membuat Amel merasa bangga.

Artinya, kegiatan Pramuka terus berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Seragam Pramuka memang tak berubah, tapi isi kepala anggota Pramuka ternyata tak sezadul yang dikira. Jadi, tak ada salahnya menghidupkan aktivitas Pramuka di kampus kita. (ELOK DYAH MESWATI)

sumber: kompas.com

Pramuka Jangan Diwajibkan

KRISTIANSTAD, KOMPAS.com - Berkembangnya pendidikan pramuka di seluruh dunia utamanya karena ada kesukarelaan. Karena itu, pendidikan pramuka jangan diwajibkan bagi semua anak-anak sekolah karena hasilnya tidak maksimal.

Pramuka itu dasarnya adalah kesukarelaan. Memang tidak semua anak harus jadi Pramuka. Tetapi semangat kepramukaan harus ada dalam diri setiap anak.
-- Azrul Azwar

Hal itu dikatakan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Azrul Azwar di sela-sela kunjungan ke lokasi perkemahan kontingen Indonesia di Jambore Pramuka Dunia yang berlokasi di Bumi Perkemahan Rinkaby, Kristianstad, Kamis (29/7/2011).

Sebanyak 133 anggota pramuka Indonesia berusia 14-18 tahun ikut ambil bagian dalam jambore pramuka dunia ke-22 yang berlangsung hingga 7 Agustus mendatang.

"Pendidikan pramuka bagi anak-anak sekolah itu jangan wajib atau dipaksakan bagi semua anak. Kebijakan seperti ini yang membuat pendidikan Pramuka di sekolah gagal. Sebab, Pramuka itu dasarnya adalah kesukarelaan. Memang tidak semua anak harus jadi Pramuka. Tetapi semangat kepramukaan harus ada dalam diri setiap anak," kata Azrul.

Menurut Azrul, pembenahan utama untuk menghidupkan dan mengembangkan pendidikan pramuka dengan memperbaiki gugus depan di sekolah-sekolah. Pembina pramuka benar-benar dibekali dengan kemampuan dan kreativitas menyelenggarakan pendidikan pramuka yang menyenangkan dan menanamkan nilai-nilai serta keterampilan hidup.

Azrul mengungkapkan upaya-upaya untuk memperkuat gerakan pramuka di Indonesia, terutama di sekolah-sekolah. Pembina pramuka akan dilatih secara intensif dan mendapat sertifikasi yang diperbaharui lima tahun sekali.

Selain itu, perlu pengorganisasian yang kuat pada gugus depan di sekolah serta pemberian alat-alat Pramuka. Komite sekolah dan orang tua juga perlu dilibatkan untuk sama-sama memahami pentingnya pendidikan Pramuka untuk emmbentuk generasi muda Indonesia yang mandiri, cinta damai, dan melakukan kebaikan-kebaikan bagi sesama.

Hal lain yang penting, kata Azrul, dukungan pendanaan pendidikan Pramuka di sekolah diharpkan bisa juga diambil dari dana bantuan operasional sekolah. Pendidikan pramuka mesti dijalankan dengan tujuan yang murni, bukan karena adanya proyek nasional pendidikan karakter semata yang saat ini digandrungi pemerintah.

Azrul menekankan supaya gerakan pramuka Indonesia dijauhkan dari intervensi politik untuk kepentingan sesaat. Sebab, kepramukaan yang sejati sesungguhnya dapat membentuk karakter yang luar biasa dalam diri tiap individu. (Ester Lince Napitupulu, wartawati KOMPAS melaporkan dari Kristianstad, Swedia)

Kamis, 28 Juli 2011

Wakil Presiden Dorong Pramuka Masuk Pesantren

Jakarta: Pemerintah membahas pemanfaatan tambahan anggaran pendidikan di tiga kementerian, yaitu Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Agama, dan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Salah satu fokus yang dibahas adalah mengkaji alokasi anggaran itu ke berbagai program usulan Kementerian Agama, khususnya dalam upaya menggalakkan gerakan kepanduan Pramuka di pesantren.

Wakil Presiden Boediono meminta Kementerian Agama memperhatikan tiga hal. Pertama, perbaikan sarana olahraga, seni, dan budaya, serta pendidikan Pramuka. "Khususnya di MI (Madrasah Ibtidaiyah) dan MTs (Madrasah Tsanawiyah)," kata juru bicara Wakil Presiden, Yopie Hidayat, usai mendampingi Boediono dalam Rapat Komite Pendidikan di Jakarta, Selasa, (19/7) lalu. Menurut Yopie, kegiatan kepramukaan di pesantren dimaksudkan agar siswa memiliki kualitas sama dalam hal kepemudaan dengan sekolah umum. Peningkatan pendidikan kepramukaan ini juga bisa bersinergi dengan sekolah umum.

Menteri Agama akan menyiapkan target dan mencari pesantren yang siap menjalankan kegiatan kepramukaan. Untuk mengatasi keterbatasan anggaran, pengembangan kepramukaan pesantren bisa difokuskan terlebih dahulu pada tingkat ibtidaiyah (sekolah dasar) dan tsanawiyah (sekolah menengah pertama).

Untuk menyukseskan rencana itu, Boediono meminta Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng turut membantu dan menyediakan pelatih serta program pendidikan untuk pengembangan Pramuka di pesantren. Kementerian Pemuda dan Olahraga diminta melakukan sinergi. "Orang pesantren jangan sampai tidak bagus fisiknya, olahraganya tertinggal, keterampilan survival-nya kurang," kata Yopie. "Jadi, harus setara kualitasnya tidak hanya pendidikan agama yang lebih, tapi juga hal lain." Dua hari lagi, besaran anggaran tambahan akan diumumkan. Saat ini, menurut Yopie, sedang dibahas di Badan Anggaran DPR. (sumber:tempointeraktif.com)


Minggu, 24 Juli 2011

SBY Lepas Kontingen ke Jambore Pramuka Sedunia

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). ANTARA/Ampelsa



TEMPO Interaktif, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kontingen Indonesia ke Jambore Pramuka Sedunia Ke-22 di Swedia menjadi duta bangsa yang baik. "Kibarkan bendera merah putih dengan cara mengikuti semua kegiatan dan tampil dengan baik," kata Presiden ketika melepas kontingen di halaman Istana Negara, Jumat 22 Juli 2011.

Pada perkemahan akbar tingkat internasional empat tahun sekali ini, Indonesia mengirim 191 pramuka penggalang dan penegak. Mereka akan berbaur dengan 40.000 pramuka dari 160 negara mengikuti aneka kegiatan mulai 27 Juli sampai 7 Agustus di Kristianstad, Swedia.

Kepada pramuka berusia 14-18 tahun tersebut, Presiden berpesan untuk mencatat, menulis atau memotret semua pengalaman di Swedia. Jangan sia-siakan, kata Presiden, cari sahabat dari berbagai negara. "Kenalilah dunia kalian."

Pesan terakhir Presiden adalah ajakan untuk menjalin kemitraan dan kolaborisasi internasional. Hal ini penting, kata Presiden, karena tantangan ke depan makin berat. Mulai dari keamanan, krisis pangan, perubahan iklim dan lainnya.

Pada acara pelepasan tersebut, hadir sejumlah menteri. Antara lain Menteri Politik dan Keamanan Joko Suyanto, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Menteri Pemuda dan Olah Raga Andi Malarangeng, Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh, Menteri Agama Surya Dharma Ali, dan Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring.

"Adik-adik akan mengenalkan budaya dari berbagai daerah," kata Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Azrul Azwar dalam laporannya. Mulai dari teknik membuat batik, bermain angklung, pakaian adat dan berbagai tarian. Pada Upacara Penutupan Jambore Pramuka Sedunia Ke-21 di Inggris tahun 2007, panitian meminta kontingen Indonnesia memainkan angklung.

Menurut Azrul, Kementrian Pemuda dan Olah Raga membiayai 2 peserta dari setiap kwartir daerah pramuka. Sementara biaya peserta lainnya secara patungan antara dana pemerintah daerah, kwartir, gugus depan dan orang tua.

Sebelum bertolak ke Swedia, kontingen Indonesia mendapatkan pemantapan selama dua hari di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pramuka, di Cibubur, Jakarta Timur. Mereka akan mendapat informasi tentang kegiatan dalam Jambore Dunia Ke-22 yang bertema Simply Scouting.

Ada empat makna tema jambore bagi peserta. Pertama, pengalaman apa saja yang bisa diperoleh dari jambore? Kedua, bagaimana saya memperoleh pramuka sedunia? Ketiga, bagaimana kita dapat memahami perkembangan global? Keempat, bagaimana agar ini semua terwujud.

"Saya ingin mendengar kabar keberhasilan kontingen Indonesia menjalankan misi negara," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Majelis Pembimbing Nasional Gerakan Pramuka, menutup sambutannya.

sumber: tempointeraktif.com (untung widyanto)

Dasar Bendera Pusaka Pesan dari Jepang


SHUTTERSTOCK

BENGKULU, KOMPAS.com — Putri Presiden pertama RI Sukmawati Soekarno menyatakan, bahan dasar pembuatan Sang Saka Merah Putih yang dikibarkan pada saat Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dipesan melalui tentara Jepang.

"Di awal kemerdekaan Bapak (Soekarno) sudah pesan beberapa gulungan kain dasar warna merah dan putih kepada tentara Jepang, ketika bahan dasar itu didapat, barulah Ibu (Fatmawati) yang ditugaskan untuk menjahitnya," terangnya dalam penutupan acara "Merajut Nusantara" di Kota Bengkulu, Sabtu (23/7/2011).

Ia mengisahkan, saat itu ibu Fatmawati dalam keadaan mengandung Guntur Soekarno Putra. Ibu Fatmawati sesekali terisak dalam tangis sambil menjahit bendera Merah Putih karena ia tidak percaya Indonesia akhirnya merdeka dan mempunyai bendera serta kedaulatan sendiri.

"Menjahit bendera pusaka, bendera pertama Indonesia adalah takdir dari ibu saya (Fatmawati) dan ia adalah putri dari Provinsi Bengkulu," tambahnya.

Dilanjutkannya, di awal kemerdekaan, Presiden Soekarno memang telah menyiapkan bendera untuk Indonesia yang bahan dasarnya ia pesan pada tentara Jepang, tentu saja tanpa sepengetahuan penjajah jika bahan dasar kain berwarna merah dan putih itu digunakan untuk membuat sebuah bendera bagi bangsa yang sedang dijajah Jepang.

Ia juga mengatakan, pada saat bendera pusaka dikibarkan di istana yang menandakan Indonesia merdeka, Ibu Fatmawati berurai air mata karena ia menyadari sesuatu yang mustahil telah diraih oleh bangsa Indonesia, yakni kemerdekaan.

Di akhir kalimatnya, ia mengatakan, sejarah Bengkulu dekat dengan sejarah kemerdekaan Indonesia.

Event "Merajut Nusantara" merupakan pergelaran menjahit duplikat bendera pusaka Merah Putih dalam rangka napak tilas perjuangan Ibu Fatmawati, yang merupakan tokoh sejarah kunci kemerdekaan Indonesia.

Ibu Fatmawati merupakan putri asli Bengkulu yang menjadi istri Soekarno pada saat kemerdekaan Indonesia. Pada saat itu sejarah mencatat, Ibu Fatmawati yang menjahit bendera pusaka Merah Putih pertama ketika Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Sabtu, 23 Juli 2011

Nainggolan: Kasus Pramuka Masih Pelajari Dokumen

JAMBI, TRIBUNJAMBI.COM - Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jambi terus melakukan pengusutan terhadap kasus dugaan penyimpangan dana Kwartir Daerah (Kwarda) Pramuka.

Setelah status kasusnya naik menjadi penyelidikan, Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Jambi BD Nainggolan mengatakan pihaknya tengah mempelajari dokumen, dan data-data terkait pemasukan dan pengeluaran dana dari kas Kwarda Pramuka.

"Kita sedang pelajari dokumennya, datanya baru saja diserahkan setelah beberapa kali kita memintanya," ujar Nainggolan, Kamis (21/7).

Ddata yang dimiliki kejati ialah dari inspektorat yang melakukan pemeriksaan penggunaan dana selama tiga tahun yaitu dari tahun 2009 -2011.

"Data itu belum lengkap karena datanya baru selama tiga tahun, padahal kita memeriksa sejak awal, sejak tahun 2000," kata Nainggolan.

"Kita masih memeriksanya karena selama 10 tahun tentunya banyak bukti pengeluaran yang harus dicari, pemeriksaan sejak 10 tahun itu tentunya harus lebih teliti," katanya.

Kajati menggaransi kasus ini akan terus berlanjut penanganannya. Karena kasus dugaan penyalahgunaan dana Pramuka ini termasuk 20 kasus yang tengah diselidiki, dari 78 kasus yang dalam proses penyelidikan kejati dan kejari-kejari di Jambi.

Sabtu, 16 Juli 2011

Penyidik Dalami Tindak Pidana Dana Pramuka

Sabtu, 16 /07/ 2011 11:51

JAMBI – Penyidik Intelijen Kejati Jambi mulai mendalami perbuatan tindak pidana kasus dugaan penyelewengan dana Kwarda Pramuka Provinsi Jambi. Hal ini dikatakan Asisten Intelijen Kejati Jambi Andi M Iqbal kemarin. Menurut dia, setelah meningkatkan status puldata ke penyelidikan, saat ini penyidik masih mendalami kasus tersebut.

Sejumlah data yang diterima penyidik kini ditelusuri tindak pidananya. Dikatakan Andi M Iqbal, pihaknya akan melakukan pemeriksaan lanjutan kasus dugaan penyelewengan dana kwarda pramuka. “Masih kita dalami indikasi tindak pidananya. Saat ini penyidik masih mendalami data-data dari Kwarda Pramuka,” ujarnya.

Berkaitan kasus ini penyidik sudah memeriksa AM Firdaus, mantan Sekda Provinsi Jambi yang menjabat sebagai Ketua Kwarda Pramuka Jambi. Selain itu penyidik juga sudah memeriksa bendahara Kwarda yang dijabat Sepdinal, dan sejumlah pejabat di lingkungan inspektorat dan staf Kwarda Pramuka Provinsi Jambi.

Sekadar diketahui, hasil pemeriksaan Inspektorat Jambi menemukan penyimpangan dana ini mencapai Rp 3,2 miliar lebih. Sekitar Rp 2 miliar lebih diketahui berupa pengeluaran dana yang tidak jelas. Pramuka di Provinsi Jambi adalah Pramuka Mandiri yang bisa menghidupi organisasinya sendiri. Ini karena organisasi kepanduan tersebut ternyata punya areal kebun sawit yang menghasilkan dana tidak sedikit. Kebun sawit yang berada di Dusun Mudo, Tungkal Ulu, Tanjab Barat, luasnya mencapai 400 hektare dengan pendapatan paling sedikit Rp 300 juta setiap bulannya. Kebun ini dikelola oleh PT Inti Indosawit Subur (IIS). (ndt)

sumber: metrojambi.com

Rabu, 06 Juli 2011

Kasus Pramuka Terindikasi Pidana

Mantan Sekda Provinsi Jambi AM Firdaus ketika keluar dari Kejati Jambi.(F:Dok)

Mantan Sekda Provinsi Jambi AM Firdaus ketika keluar dari Kejati Jambi.(F:Dok)

JAMBI – Penyidik Intelijen Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jambi meningkatkan penanganan kasus dugaan penyimpangan dana Kwarda Pramuka Provinsi Jambi dari pengumpulan data (puldata) ke penyelidikan. Pasalnya, berdasar hasil pengumpulan data yang dilakukan, penyidik menemukan ada indikasi melawan hukum.

Hal ini dikatakan Asisten Intelijen Kejati Jambi Andi M Iqbal Arief, ditemui di gedung Kejati Jambi, kemarin.Dikatakannya, dari hasil ekspose yang telah dilakukan, penyidik menemukan ada indikasi perbuatan melawan hukum. “Penanganannya akan dilanjutkan, nanti di penyelidikan akan didalami lagi indikasi dugaan melawan hukum,” kata Andi Ikbal, kemarin. Sementara itu, penasehat hukum Kwarda Pramuka Jambi, Pahrin Siregar, menyatakan menghormati keputusan kejaksaan meningkatkan penanganan kasus dana Kwarda Pramuka. “Kami menghormatinya, dan kami akan mengikuti proses selanjutnya,” ujarnya tadi malam.

Namun, Pahrin yakin dalam kasus dana Kwarda Pramuka tidak ada unsur tindak pidana korupsi. “Sejauh ini kami telah mempelajari berkas dan dokumen yang ada, dan saya yakin dalam kasus ini tidak ada pidana korupsi,” ujarnya. Ia mempertanyakan, perbuatan hukum yang mana yang dimaksudkan kejaksaan. “Keyakinan kami tidak ada korupsi di sini. Namun, jika bukan kasus korupsi, pihak kejaksaan tidak berwenang menangani kasus ini,” jelasnya.

Sebelum kasus ini ditingkatkan ke penyelidikan, penyidik Kejati Jambi telah memeriksa sejumlah pengurus Kwarda Pramuka, antara lain AM Firdaus, mantan Sekda Provinsi Jambi yang menjabat Ketua Kwarda Pramuka Jambi. Dan bendahara kwarda Sepdinal. Serta sejumlah pejabat di lingkungan inspektorat dan staf Kwarda Pramuka Provinsi Jambi. bahkan, memeriksa pihak kehuatanan, untuk mengetahui asal usul kebun tersebut.

Kemudian, Kepala Biro Aset dan Kepala Biro Keuangan juga dipanggil untuk memberikan keterangan terkait kasus ini. Kasus itu bermula dari pelaporan LSM Sembilan yang menyatakan adanya dugaan kebocoran dana Pramuka atas hasil pengelolan kebun sawit milik Pemprov yang sudah dihibahkan ke Kwarda Pramuka. Dari audit mereka, diduga dari awal panen kebocoran mencapai Rp 162 miliar lebih. Namun, Inspektorat hanya memeriksa dua tahun terakhir yakni 2009 dan 2010. Diungkapkan Inspektorat kebocoran sebesar Rp 3 miliar. (ria)

sumber: metrojambi.com

Minggu, 03 Juli 2011

SBY: Anggaran Pramuka Masuk APBD



PALEMBANG- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan para kepala daerah dan menteri terkait, untuk memasukkan anggaran kegiatan pramuka ke dalam APBD dan APBN.

"Kwartir Nasional hendaknya terus merevitalisasi Gerakan Pramuka, serta memberikan dukungan dan fasilitas bagi pembentukan, perluasan gugusdepan berbasis komunitas di seluruh Indonesia. Pramuka juga menjadi bagian dari sistem pendidikan nasional bagi kaum muda," kata Presiden, saat membuka Jambore Nasional IX di Bumi Perkemahan Danau Teluk Gelam, Kabupaten OKI, Sumatera Selatan, Sabtu (02/07) sore.

Presiden meminta kegiatan Pramuka mengedepankan prinsip dan metode kepramukaan universal. Caranya, memperkokoh peran program pramuka sebagai bagian sistem pendidikan nasional bagi kaum muda, yang dapat mencetak bibit unggul pemimpin masa depan bangsa.

Gerakan Pramuka harus dijadikan pelindung kaum muda dari berbagai ancaman, seperti aksi kekerasan, radikalisme, terorisme, hingga penyalahgunaan narkoba. "Mari kita berikan perhatian besar pada peningkatan tata kelola, manajemen, serta pengadaan, dan penyelenggaraan para pelatih dan pembina Gerakan Pramuka di seluruh Indonesia." kata Presiden.

Presiden menyatakan mendukung gagasan pembentukan Unit Penelitian dan Pengembangan (UPP) Gerakan Pramuka. Apalagi rencana itu ditujukan untuk mengkaji metode dan kurikulum pembelajaran dan keterampilan di kwartir seluruh Indonesia.

"Kepada kepala daerah, saya beri arahan agar melakukan pembinaan yang berencana dan berkesinambungan di daerah masing-masing. Berikan alokasi dana yang cukup dari APBD untuk pendidikan, pembinaan, kegiatan, dan operasional organisasi gerakan pramuka," ujar Presiden SBY.

Presiden juga minta para pelaku bisnis agar memberikan anggaran Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaannya untuk kegiatan Pramuka. "Semua kalangan hendaknya memberikan dukungan. Kegiatan Pramuka ini sangat baik untuk membentuk generasi muda, generasi penerus bangsa," kata Presiden SBY.

sumber: jambi ekspres

SBY: Revitalisasi Pramuka Berbasis Komunitas

Jadilah Remaja yang Aktif dan Kreatif


OKI, Sumatera Selatan: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berpesan kepada para pramuka penggalang agar menjadi remaja yang aktif, kreatif, dan energik. Hal ini penting karena mereka merupakan pemegang tongkat estafet di masa datang.
"Jauhi kegiatan yang tidak bermanfaat dan merusak masa depan. Ajak rekan-rekan kalian mengisi kegiatan dari waktu luang di luar jam sekolah dengan kegiatan yang bermanfaat, yang dapat dijadikan bekal pada saat dewasa kelak," kata Presiden SBY.dalam sambutan pembukaan Jambore Nasional IX, Sabtu (2/7) sore, di Bumi Perkemahan Danau Telukgelam, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.

Sebelumnya, Presiden berpesan kepada Pramuka Penggalang agar menjadikan Jambore Nasional (Jamnas) sebagai sarana belajar, berkaya, dan membangun semangat persatuan sebagai sesama anak bangsa. "Manfaatkanlah Jambore Nasional untuk menjalin persahabatan dan kebersamaan diantara kalian," ujar Presiden. 

Gerakan pramuka, lanjut SBY, memiliki banyak kegiatan yang bermanfaat apalagi saat ini gerakan pramuka telah disesuaikan dengan kemajuan zaman.

Kepala Negara juga berpesan untuk menanamkan kebanggaan sebagai anak Indonesia. "Belajarlah dengan tekun dan rajin, tingkatkan ketaatan beribadah disertai kegiatan olah jiwa dan olahh raga. Hormati orang tua dan guru-guru kalian, pererat persahabatan dan keakraban dengan rekan-rekan kalian," kata SBY.

Revitalisasi Pramuka Berbasis Komunitas


Kwartir Nasional Pramuka hendaknya terus merevitalisasi Gerakan Pramuka serta memberikan dukungan dan fasilitas bagi pembentukan, perluasan gugus depan berbasis komunitas di seluruh Indonesia. Pramuka juga menjadi bagian dari sistem pendidikan nasional bagi kaum muda.

"Kedepankan prinsip dan metode kepramukaan universal. Perkokoh peran program pramuka sebagai bagian sistem pendidikan nasional bagi kaum muda yang dapat mencetak bibit unggul pemimpin masa depan bangsa," ujar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada bagian lain sambutannya saat membuka Jambore Nasional IX di Bumi Perkemahan Danau Telukgelam, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, Sabtu (2/7) sore.

Gerakan Pramuka, tambah Kepala Negara, harus dijadikan sebagai pelindung kaum muda dari bebagai ancaman, seperti aksi kekerasan, radikalisme, terorisme, serta penyalahgunaan narkoba. "Berikan perhatian besar pada peningkatan tata kelola, manajemen, serta pengadaan dan penyelenggaraan para pelatih dan pembina Gerakan Pramuka," kata Presiden SBY.

Presiden menyambut baik gagasan dibentuknya unit penelitian dan pengembangan untuk mengkaji metode dan kurikulum pembelajaran dan keterampilan di Kwartir seluruh tanah air. Kepada menteri terkait, SBY berpesan agar dapat memberikan dukungan pada pengembangan kepramukaan.

Kepada kepala daerah, SBY memberikan arahan agar melakukan pembinaan yang berencana dan berkesinmbangungan di daerah masing-masing. "Berikan alokasi dana yang cukup dari APBD untuk pendidikan, pembinaan, kegiatan, dan operasional organisasi gerakan pramuka," SBY menjelaskan.

Presiden juga berpesan agar Gerakan Pramuka mengajak dan mendorong kalangan bisnis untuk mengembangkan gerakan pramuka melalui program Corporate Social Responsibility. (dit)

Sabtu, 02 Juli 2011

Pembukaan Jambore Nasional IX Pramuka di OKI


OKI, Sumatera Selatan: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, didampingi Ibu Negara Hj Ani Bambang Yudhoyono, membuka Jambore Nasional IX, di Bumi Perkemahan Danau Telukgelam, Kabupaten Ogan Komring Ilir (OKI), Sumatera Selatan, Sabtu (2/7) pukul 15.30 WIB. Presiden, selaku pembina upacara, membuka jambore pramuka ini dengan menekan sirine dan pengalungan tanda peserta jambore kepada perwakilan pramuka penggalang. Dalam kesempatan ini Presiden SBY juga menandatangani Sampul Peringatan Seri Jambore Nasional IX tahun 2011.

Jambore Nasional (Jamnas) merupakan perkemahan besar bagi anggota pramuka Penggalang yang dilaksanakan 5 tahun sekali. Jamnas menjadi wahana pendidikan yang strategis untuk mengembangkan wawasan, memupuk jiwa persatuan dan kesatuan serta latihan kepemimpinan.

Jamnas 2011 diikuti 18 ribu pramuka dari 33 provinsi se-Indonesia. Ada pula peserta dari Malaysia dan Singapura sebanyak 100 orang. Jamnas bertemakan 'Bersatu Teguh Menuju Indonesia Gemilang'.

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Azrul Azwar mengatakan, tujuan Jamnas kali ini untuk meningkatkan kemandirian, kepemimpinan, persatuan dan kesatuan Pramuka Penggalang. Mereka juga diharapkan memiliki komitmen terhadap penghayatan dan pengalaman kode kehormatan Pramuka, yaitu Tri Satya dan Dasa Darma.

"Sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, terbinanya tali persaudaraan dan ikut serta membangun jati diri bangsa," kata Azrul Azwar dalam laporannya.

Sementara itu, Presiden SBY dalam sambutannya mengatakan, berbaurnya pramuka Penggalang dari seluruh tanah ai merupakan wujud nyata dari Bhineka Tunggal Ika. Tema Jamnas 2011 juga memiliki makna yang amat dalam. "Bersatu teguh menjadi pendorong tekad bagi anak-anak sekalian untuk lebih bersatu padu menggelorakan semangat dan siap berjuang menunjukan Indonesia yang gemilang," ujar Kepala Negara.

Masa depan Indonesia terletak di tangan pemuda seperti mereka. "Karena itu tanamkan tema itu dalam dada kalian, jadilah generasi muda bangsa, pelopor dan pembaru masa depan. Songsong masa depan Indonesia Raya yang gilang gemilang," Presiden SBY mengingatkan.

Sebelumnya, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin dalam sambutannya yakin banyak dampak positif dari pertemuan akbar Pramuka Penggalang kali ini. "Di sini generasi muda akan mengasah potensi spiritual, sosial, intelektual, dan fisik melalui berbagai kegiatan agar ke depan mereka bisa menjadi sosok yang berkarakter, patriot, dan cinta tanah air, serta mempunyai keterampilan dan kemandirian yang membuat mereka siap ketika mesti terjun ke masyarakat," ujar Alex Noerdin.

Usai membuka Jambore Nasional IX, Presiden SBY yang juga merupakan Ketua Mejelis Pemimpin Nasional Pramuka meninjau lokasi perkemahan Jamnas 2011 yang berjarak 2,5 km dari lokasi upacara.

Turut mendampingi Kepala Negara dalam acara ini, antara lain, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menko Kesra Agung Laksono, Mensesneg Sudi Silalahi, Menkominfo Tifatul Sembiring, dan Menpora Andi Alifian Mallarangeng.(dit)

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys