Jumat, 03 Februari 2012

Presiden SBY Semat Lencana Tunas Kencana Kepada Raja Swedia

Jakarta (31/1) Presiden RI, DR. Susilo Bambang Yudhoyono, selaku Ketua Majelis Pembimbing Nasional Gerakan Pramuka menganugerahkan Lencana Tunas Kencana, yaitu penghargaan tertinggi Gerakan Pramuka kepada kepada Raja Swedia, Yang Mulia Carl XVI Gustaf selaku Ketua Kehormatan World Scout Foundation Penyematan Lencana Tunas Kencana kepada Raja Swedia, Yang Mulia Carl XVI Gustaf dilaksanakan tanggal 31 Januari 2012 bertempat di Istana Negara Jakarta. Penghargaan yang serupa pernah disampaikan kepada mantan PM. Malaysia, Yang Amat Berhormat (Y.A.B) Datok Seri Abdullah Ahmad Badawi pada tanggal 22 Februari 2007 bertempat di Birawa Assembly Hall, Kompleks Bidakara, Jakarta. Pada tanggal tersebut bertepatan pula dengan Hari Baden-Powell (Bapak Pandu Sedunia). Lencana Tunas Kencana adalah Tanda Penghargaan tertinggi Gerakan Pramuka yang pernah diberikan kepada tokoh-tokoh Gerakan Pramuka diantaranya kepada Bapak Pramuka Indonesia, Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Presiden RI Pertama, Soekarno dan Presiden Soeharto yang berjasa dalam memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan yang amat besar artinya bagi perkembangan Gerakan Pramuka. Terakhir Lencana Tunas Kencana disematkan kepada Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2007. Raja Swedia Yang Mulia Carl XVI Gustaf berkunjung ke Indonesia tanggal 30 Januari hingga 2 Februari untuk meninjau aktivitas kepramukaan dan membantu program Messengers of Peace (Duta Perdamaian). Dalam kapasitasnya sebagai Ketua Kehormatan World Scout Foundation, Yang Mulia memberikan dana US$ 500.000 untuk program tersebut. Sejak kanak-kanak, Yang Mulia memang aktif di Organisasi Pramuka Swedia. Mulai 2001, Yang Mulia Carl XVI Gustaf bersama Raja Saudi Arabia, Yang Mulia HM Abdullah menggulirkan gagasan yang disebut Messenger of Peace (Duta Perdamaian). Program kedua raja ini menginspirasi 10 juta anggota pramuka di 110 negara untuk menciptakan dunia yang lebih damai. Selain itu membantu memecahkan hambatan di dalam masyarakat yang heterogen dan menyembuhkan luka yang terjadi di dalam komunitas. Selasa pagi (31/1) Yang Mulia Carl XVI Gustaf melakukan serangkaian kegiatan, yaitu Ziarah Kenegaraan ke Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Kemudian Yang Mulia ke Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur, Jakarta Timur untuk menyaksikan pergelaran aktivitas adik-adik pramuka dan menyerahkan bantuan US$ 500.000. Pada sore hari ini, Yang Mulia melakukan kunjungan kehormatan ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sekaligus menerima Lencana Tunas Kencana. Hari Rabu (1/2) hingga Kamis pagi (2/2), Raja Swedia mengunjungi DI Yogyakarta untuk meninjau aktivitas Messenger of Peace di provinsi ini. Selain Yogyakarta, program Duta Perdamaian untuk anggota pramuka ini berlangsung di tujuh provinsi, yaitu 1.Kwarda Gerakan Pramuka DKI Jakarta dengan program kebersihan Sungai Ciliwung 2.Kwarda Gerakan Pramuka Banten dengan program berkebun tanaman hias bagi Pramuka 3.Kwarda Gerakan Pramuka Jawa Tengah dengan program menanam pohon mangrove/bakau untuk kehidupan 4.Kwarda Gerakan Pramuka D.I. Yogyakarta dengan program menjaga kelestarian budaya tradisional Yogyakarta dengan Sanggar Pramuka 5.Kwarda Gerakan Pramuka Jawa Timur dengan program menanam terumbu karang (Pramuka Jawa Timur Peduli Lingkungan Laut) 6.Kwarda Gerakan Pramuka Jawa Barat dengan program berkreasi dengan kerajinan bamboo 7.Kwarda Gerakan Pramuka Sumatera Barat dengan program belajar membordir untuk peningkatan tarap hidup Indonesia merupakan negara yang terbanyak melakukan program ini. Hal ini terkait dengan jumlah anggota pramuka di Tanah Air yang mencapai 21 juta, terbanyak di dunia. Lewat program ini, Gerakan Pramuka berencana melibatkan 2 juta anggotanya sebagai “Messenger of Peace” (Duta Perdamaian). “Sejak berdiri 50 tahun lalu, Gerakan Pramuka telah berperan dalam pembangunan nasional dan terlibat dalam membantu masyarakat yang terkena bencana alam,” kata Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Prof. Dr. H. Azrul Azwar, M.P.H. Memang, anggota pramuka ikut serta dalam program pembangunan masyarakat desa. Mulai dari yang fisik hingga penyuluhan oleh Satuan Karya Pramuka Bakti Husada, Saka Kencana, Saka Taruna Bumi dan lainnya. Ketika terjadi krisis moneter tahun 1997, Kwartir Nasional membentuk Satuan Tugas Pramuka Peduli. Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat dan kementrian lain melibatkan anggota pramuka dalam program pemberdayaan masyarakat. Kepedulian lain ditunjukkan pada saat terjadi bencana alam yang melanda berbagai daerah. Beberapa hari setelah gempa dan tsunami melanda Nanggroe Aceh Darussalam (Desember 2004), Gerakan Pramuka menerjunkan 300 anggotanya untuk mengevakuasi jenazah dan mengelola lokasi pengungsian. Selama dua bulan mereka berada di sana. Setahun kemudian Kwartir Nasional mengadakan Community Development Camp di Aceh yang diikuti 3000 pramuka dari seluruh Indonesia. Di Yogyakarta terbentuk komunitas anggota pramuka yang selalu membantu warga ketika terjadi letusan Gunung Merapi. Satuan Tugas Pramuka Peduli atau Brigade Penolong juga terdapat di beberapa kwartir daerah. Pada Kwartir Nasional periode 2008-2013, mulai ada Wakil Ketua Kwartir Nasional bidang Pengabdian masyarakat dan Siaga Bencana. “Kerja dari kaum muda ini luar biasa, Gerakan Pramuka telah mengadakan kegiatan yang membuat kualitas hidup masyarakat menjadi lebih baik,” kata John Geoghegan, Direktur World Scout Foundation. Menurut John, Raja Swedia terkesan dengan perkembangan Gerakan Pramuka Indonesia dan memotivasinya berkunjung ke Indonesia. Kali ini, Yang Mulia membantu Program “Messengers of Peace” dan memperkuat kapasitas organisasi untuk menciptakan hari esok yang lebih baik.. Untuk informasi lebih lanjut, tersedia di laman (website) www.pramuka.or.id; www.scoutmessengers.org and www.worldscoutfoundation.o rg;

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys