Minggu, 28 Agustus 2011

Pramuka Harus Menarik Bagi Semua Kalangan

Selasa, 23 Agustus 2011, 15:30 WIB

Medan: Staf Ahli Menpora Bidang Revitalisasi Gerakan Pramuka Amran Razak, hari Rabu (23/8) siang membuka secara resmi kegiatan workshop penguatan kelembagaan Kwarnas, Kwarda, Kwarcab dan Kwarran bertempat di hotel Semarak Medan, Sumatera Utara.

Dalam sambutannya, Amran mengatakan, hakikat dari revitalisasi Gerakan Pramuka adalah menjadikan pramuka itu menarik bagi semua kalangan, terutama bagi anak-anak muda, "Pramuka itu harus seksi dan trendy sehingga disenangi oleh kuwala muda", jelas Amran. Disamping itu diharapkan agar Pramuka dapat sebagai alat pemersatu bangsa, karena di dalam Pramuka tidak membedakan seseorang berdasarkan golongan, kelompok maupun partai. Hanya satu Pramuka untuk satu Merah Putih, lanjut Amran.

Workshop ini diikuti sekitar 100 peserta yang terdiri perwakilan Kwarnas, Kwarda seluruh Indonesia, Kwarcab se-Sumatera Utara dan Kwaran terpilih di Sumatera Utara, dan berlangsung sampai tanggal 26 Agustus 2011.

Sebelumnya Amarukso Katamsi wakil ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka bidang Organisasi menandaskan, revitalisasi Gerakan Pramuka pada hakekatnya adalah revitalisasi gugus depan, sehingga kwartir Gerakan Pramuka yang berperan melayani gugus depan diharapkan dapat melaksanakan perannya dengan baik berdasarkan Dasa Darma dan Tri Satya Pramuka. Untuk ituworkshop ini dilaksanakan, pungkas Amarukso.

Ditempat terpisah Zulkifli Akbar Asisten Deputi Kepanduan selaku penanggungjawab kegiatan menyampaikan bahwa workshop ini diharapkan menghasilkan rumusan yang dapat digunakan sebagai bahan penguatan kelembagaan Pramuka, mulai dari tingkat Kwarnas sampai ke tingkat Gugus Depan.

Hadir pada acara pembukaan workshop ini Jonni Mardizal Asisten Deputi Kepemimpinan Pemuda, Ketua Harian Kakwarda Sumatera Utara dan beberapa fungsionaris Kwarda Sumatera Utara. (jmz)


sumber: Kak Ha Te Admin Jurnal Jambore

Jumat, 05 Agustus 2011

Pramuka Indonesia Usul Solusi Perubahan

KRISTIANSTAD, KOMPAS.com - Persoalan perubahan iklim yang mengancam dunia saat ini, diperkenalkan kepada anggota Pramuka muda yang ikut dalam Jambore Pramuka Dunia di Bumi Perkemhan Rinkaby, Kristianstad, Swedia.

Pengenalan isu soal perubahan iklim di kalangan peserta Pramuka berusia 14-17 tahun, misalnya dikemas dalam forum jambore yang digagas Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Bahkan, pendapat dan masukan dari anak-anak muda anggota Pramuka yang dalam forum ini diikuti 69 negara, dinyatakan akan dibawa sebagai masukan pada pelaksanaan Conference on Climate Change (COP17) di Afrika Selatan pada tahun ini.

Perwakilan dari Indonesia yakni Muhammad Rifai Anugerah dari Sulawesi Selatan dan Fanny Marsella Maharani Yudris dari Jawa Tengah, mampu memasukkan Indonesia sebagai salah satu negara yang programnya dalam mengatasi perubahan iklim didukung banyak negara lain.

Tim Indonesia bersama negara-negara berkembang lainnya, mengusulkan untuk menjaga kelestarian alam untuk menghadapi perubahan iklim. Usul ini mendapat dukungan kedua terbanyak untuk solusi mengatasi perubahan iklim dalam konferensi iklim dunia nanti.

Solusi ini sangat menekankan kerja sama internasional untuk mempertahankan hutan yang ada, dan menciptakan banyak hutan baru tanpa merusak lingkungan. Untuk itu, gerakan menanam pohon mesti dilakukan secara serius oleh banyak pihak di seluruh dunia.

"Forum diskusi dan tukar pendapat seperti ini, membuat anggota Pramuka jadi tahu persoalan dunia. Saya merasa bangga suara anggota Pramuka muda dari berbagai negara, termasuk Indonesia, didengar dan akan dibawa ke forum dunia yang dibahas ornag-orang penting," kata Fanny.

Selan itu, dukungan tim Indonesia atas usul Amerika Serikat yang menyatakan perlunya pendidikan soal lingkungan hidup secara lebih lanjut bagi anak-anak muda, juga mendapat dukungan ketiga terbanyak. Dengan sosialasi yang internsif termasuk dengan memanfaatkan jejaring sosial, kegiatan Pramuka diyakini dapat mendorong anak-anak muda untuk mau ambil bagian dalam melindungi lingkungan hidup.

Brata T Hardjosubroto, Ketua Kontingen Pramuka Indonesia untuk Jambore Pramuka Dunia, mengatakan, kepedulian terhadap persoalan lingkungan hidup juga menjadi salah satu perhatian gerkan prmauka di Indonesia.

"Tentu saja kami bangga anggota Pramuka Indonesia mampu memberikan usulan, dan mendukung usulan yang akan dibawa ke forum lingkungan hidup dunia, dalam mengatasi masalah perubahan iklim yang menjadi ancaman dunia saat ini," kata Brata.

sumber: kompas.com

Pramuka Diajak Peduli Isu-isu Global

KRISTIANSTAD, KOMPAS.com - Pramuka tidak lagi terbatas pada kegiatan-kegiatan yang memberikan bekal kecakapan hidup bagi generasi muda.

Untuk itu, gerakan pramuka di dunia juga berkembang dalam kepedulian terhadap isu-isu global yang menjadi perhatian dunia.

Gerakan pramuka kini juga dipandang potensial, untuk mengajak semua anggota pramuka baik dari kalangan anak-anak muda maupun orang dewasa untuk peduli dan berkontribusi secara nyata dalam berbagai masalah yang dihadapi dunia saat ini dan pada masa mendatang.

Pramuka juga mesti mengikuti perkembangan dunia saat ini yang mempengaruhi kehidupan setiap orang. Langkah-langkah kecil yang dilakukan anggota Pramuka dan organisasi Pramuka untuk berkontribusi mengubah kehidupan di dunia lebih baik, sejalan dengan insipirasi Bapak Pendiri Pramuka Dunia Robert Baden Powel yang mengatakan "Try to leave this world a little better than you found it" atau cobalah untuk meninggalkan dunia ini sedikit lebih baik dari yang kita temukan.

Dalam pelaksanaan Jambore Pramuka Dunia Ke-22 di Bumi Perkemahan Rinkaby, Kristianstad, Swedia, peserta muda dan dewasa dari 150 negara mendapat sosialisasi mengenai beragam isu-isu global mulai dari perubahan iklim, perdamaian, cara-cara menjalankan hidup yang ramah lingkungan, kerja sama untuk mengatasi masalah kemiskinan, masalah pekerja anak, hingga perlindungan terhadap hak-hak anak. Sosialisasi berbagai isu global tersebut dikemas dalam acara seminar, diskusi, dan permainan.

Gerakan Pramuka juga terlibat intensif dalam isu perdamaian dunia. Selama pelaksanaan jambore beragam aktivitas dirancang supaya setiap orang mau menjalin persahabatan untuk membangun solidaritas bersama tanpa memandang perbedaan suku bangsa, negara, dan agama.

Gerakan Pramuka telah diakui pengaruhnya bagi perdamaian. Pada tahun 1981, UNESCO menganugerahkan penghargaan Perdamaian pada Gerakan pramuka Dunia. Sebab, Pramuka dipandang berkontribusi penting untuk mendidik anak-anak muda dalam semangat perdamaian, persahabatan, dan persaudaraan.

"Pramuka memberikan petualangan dalam hidup anak-anak muda. Membantu mereka melihat bagaimana seharusnya memandang dunia. Semangat kepramukaan membawa anak-anak muda dunia dapat membuat perubahan dengan mememgang pesan perdamaian. Sebab, Pramuka itu lintas dunia dan budaya, namun tetap memiliki rasa persaudaraan," kata Simon Rhee, Ketua Komite Pramuka Dunia.

Anggota Pramuka muda dan dewasa diajak untuk jadi penyampai pesan perdamaian. Dalam kegiatan Jambore, dukungan tiap anggota Pramuka sebagai duta perdamaian di negara masing-masing disampaikan secara tertulis di stand penyampai pesan perdamaian yang berisi komitmen untuk mulai melakukan langkah-langkah kecil menciptakan perdamaian usai kembali ke negaranya nanti. (Ester Lince Napitupulu, wartawati KOMPAS melaporkan dari Kristianstad, Swedia)

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys