Kamis, 28 April 2011

Dipastikan Dana Pramuka Bocor Rp 3 M

Kamis, 28 /04/ 2011 09:27

Hasil Audit Dana Pramuka

Erwan Malik

Erwan Malik

JAMBI – Kepala Inspektorat Jambi, Erwan Malik, memastikan telah terjadi kebocoran dana Kwarda Pramuka Provinsi Jambi. Kepastian ini diperoleh setelah tim yang dibentuk menyelesaikan audit keuangan Kwarda pada pos pemasukan dari hasil pengelolaan kebun sawit seluas 400 hektare di Tanjung Jabung Barat (Tanjabar). “Jumlahnya hanya Rp 3 miliar, itu hasil audit kita selama tahun 2009 dan 2010,” kata Erwan di DPRD Provinsi Jambi kemarin.


Menurut dia, hasil ini juga sudah direkomendasikan pada gubernur Jambi. Untuk tindak lanjut, ia menegaskan, diserahkan ke gubernur. Tugas inspektorat hanyalah sebatas menyampaikan rekomendasi saja. “Tugas kita hanya menyampaikan rekomendasi dan minta dana dikembalikan, untuk tindak lanjut lainnya itu wewenang gubernur,” katanya. Lantas kenapa hanya 2009 dan 2010 saja yang diaudit, menurutnya permintaan audit yang pertama dilakukan adalah dua tahun terakhir saja. Karena itulah pihaknya hanya melakukan pada dua tahun ini. Namun, jika nantinya ada permintaan audit di tahun-tahun sebelumnya, dirinya siap untuk melaksanakan. “Kita siap saja kalau diminta untuk mengaudit lagi. Tidak ada masalah, kita akan beberkan kalaupun ada temuan,” katanya.

Apakah akan dilaporkan ke Kejati, mengenai hal ini dirinya tidak berani untuk berkomentar. Lagi-lagi ditegaskannya pihaknya hanya bertugas sampai meminta pengembalian dan merekomendasikan kepada gubernur. “Kalau itu silakan tanya Pak Gubernur,” tegasnya. Untuk menuntaskan masalah ini, dirinya menyarankan agar segera diadakan Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) untuk kepengurusan yang baru. Namun, jika sudah ada pengurus yang baru bukan berarti masalah ini selesai. “Masalah ini harus terus dilanjutkan, kalau tidak dikembalikan pengurus yang baru harus laporkan masalah ini ke Kejati,” tegasnya.

Disinggung soal adanya laporan yang kosong atau tidak ada pemasukan pada bulan-bulan tertentu, Erwan berkilah tidak mendalami sampai di sana. Menurutnya, pihaknya hanya menelusuri kemana aliran dana tersebut. “Kita hanya bekerja sesuai laporan saja. Kalau soal adanya kekosongan itu beda bab nya. Kita tidak telusuri itu, tapi kalau ada yang melapor kita akan turun lagi, untuk mendalami,” tegasnya
Sebelumnya, sumber Posmetro Jambi mengatakan kebocoran dana tersebut karena adanya mark up SPPD dan pengeluaran tanpa pertanggung jawaban. Selain itu ditemukan juga penggandaan surat bukti, seperti pengadaan ganda.

“Juga transaksi keuangan yang tidak rasional, contoh honor pengurus Pramuka mencapai 100 orang. Dan juga transaksi keuangan tanpa bukti,” bebernya. Sementara soal laporan kosong pada bulan-bulan tertentu sumber Posmetro Jambi mencatat terjadi pada tahun 2010, pada bulan Januari pemasukan hanya sebesar Rp 320 juta kemudian Februari turun menjadi Rp 242 juta kemudian turun lagi menjadi Rp 231 juta. pada bulan April naik menjadi Rp 302 juta, namun jatuh lagi dibulan Mei menjadi Rp 273 juta. Ironisnya, pada bulan Juni tidak ada pemasukan sama sekali. Dan di bulan berikutnya naik signifikan menjadi Rp 556 juta, selanjutnya Rp 312 juta, Rp 360 juta, Rp 393 juta, Rp 452 juta dan terakhir di Desember naik menjadi Rp 661 juta. “Memang pada tahun ini tidak begitu banyak kosong, tapi tahun-tahun sebelumnya banyak sekali yang kosong,” sebut sumber. Pada tahun 2003 misalnya, dalam tiga bulan berturut-turut terjadi kekosongan pemasukan, yakni terjadi di April, Mei, dan Juni. Sementara di tahun 2004 di Oktober juga tidak ada pemasukan. Di tahun 2005, kekosongan terjadi pada Februari dan Desember. Sedangkan di tahun 2006, sebutnya, kekosongan terjadi pada April dan September. Sementara di tahun 2007 kekosongan juga cukup banyak, yakni pada Februari, Juni, September, dan Desember. Sedangkan di tahun 2008 kekosongan terjadi pada bulan Februari, Juni, Agustus dan Desember. (apj)





sumber: http://metrojambi.com/

Dana Pramuka, HBA Siap Lapor ke Kejati

Selasa, 26 /04/ 2011 09:00

Hasan Basri Agus

Hasan Basri Agus

JAMBI – Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus (HBA) akan mengkaji untuk melaporkan ke Kejaksaan Tinggi (Kejati) jika laporan dugaan kebocoran dana pramuka jumlahnya terlalu besar. Namun, hingga saat ini dirinya mengaku belum membaca laporan rekomendasi dari Inspektorat Provinsi Jambi. “Saya belum membaca Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dari Inspektorat, tapi kalau jumlahnya terlalu besar kita akan kaji. Kita lihat nantilah,” katanya kepada wartawan kemarin.

Menurut dia, saat ini pihaknya masih melakukan pemeriksaan interent soal kebocoran dana ini. Pihaknya masih akan memita keterangan kepada berbagai pihak pengurus Kwarda Pramuka terkait aliran dana tersebut. “Sesuai prosedur internal, kita akan kaji dulu kemana dana itu. Karena itu saya minta Inspektorat untuk mengkaji berapa besar kebocoran. Jika memang ada kebocoran, harus ditanyakan apa alasan dari Pengurus Kwarda Pramuka,” katanya. Untuk sementara ini, pihaknya masih menelusuri masalah ini. Namun jika ada kebocoran, gubernur meminta agar dana tersebut dikembalikan. “Kalau memang ada kebocoran kita minta dananya dikembalikan,” tegasnya.

Sementara soal penyelidikan yang sudah dilakukan Kejati dimintanya untuk tetap berkoordinasi dengan Pemprov Jambi. “Itu masih interent kita, tapi saya minta koordinasilah untuk masalah ini,” katanya. Seperti diketahui, meskipun gubernur mengaku belum membaca namun Inspektorat Provinsi Jambi sudah menyerahkan rekomendasi LHP pada gubernur Jambi beberapa hari lalu. Dugaan penggelapan dana tersebut bersumber dari pengelolaan kebun sawit yang dimiliki oleh Kwarda Jambi. Kebun tersebut terletak di Dusun Mudo, Tungkal Ulu, Tanjungjabung Barat (Tanjabbar), dengan luas mencapai 400 hektar. Pimpinan LSM Sembilan, Damhuri mengatakan penggelapan dana tersebut mencapai angka Rp 167,2 miliar. Dana sebesar tersebut dihitungnya sejak panen perdana pada tahun 1996 lalu hingga September 2010.

Sementara Kwarda Pramuka dinilainya tidak pernah melakukan kegiatan apapun selama keberadaannya. “Adapun kegiatan semuanya dibiayai APBD termasuk infrastruktur dan operasionalnya,” kata dia. Sementara sumber Posmetro Jambi lain menyebutkan, dari audit yang mereka lakukan terhadap aliran dana pengelolaan kebun sawit seluas 400 hektare oleh Kwarda Pramuka pada dua tahun terakhir saja mencapai angka Rp 8 miliar hingga Rp 10 miliar. Sedangkan, sumber lain mengatakan angka kebocorannya hanya mencapai Rp 3 miliar. Sedangkan pihaknya Kepala Kejati, BD Nainggolan mengakui jika pihaknya tengah menyelidiki kasus ini. Saat ini pihaknya sedang pengumpulan data (puldata). Informasinya, Kepala Biro Ekonomi Pembangunan dan SDA yang juga sebagai bendaraha Kwarda Pramuka sudah kejati untuk dimintai keterangan. Begitu juga dengan salah satu pimpinan PT IIS yang dimintai data oleh pihak Kejati.

Uang Tidak Disetor Tiap Bulan
Sementara itu, dari sumber ini juga dilaporkan dalam rekomendasi yang disampaikan Inspektorat Provinsi Jambi menyatakan kebocoran yang terjadi pada kas kwarda pramuka hanyalah mencapai Rp 3 miliar saja. Namun, itu hanya audit dua tahun terakhir yakni 2009 dan 2010.
Dari rekomendasi tersebut, pada setiap tahunnya dilaporkan hasil pengelolaan kebun mencapai Rp 4 miliar pertahunnya. Pada tahun 2009 tercatat pengelolaan menghasilkan Rp 4,106 sedangkan di tahun 2010 pemasukan menurun menjari Rp 4,056. Namun terdapat kejanggalan karena dalam laporan itu ada bulan pada setoran dari PT Inti Indosawit Subur (IIS) tidak ada setoran,. “ Kan aneh tidak mungkin, tidak ada setoran dalam tiap bulannya. Walapun hanya seribu rupiah. Ini kosong saja,” katanya.

Benar saja, dalam bukti yang didapatkan Posmetro Jambi, ternyata pada laporan tahun 2009 memang setoran penuh setiap bulannya, namun penghasilan relative menurun pada setiap bulannya. Pada bulan Janurari tercatat sebear Rp 404 juta, selanjutnya menurun menjadi Rp 261 juta, berikutnya turun lagi menjadi Rp 224. Berikutnya pada tahun 2009 itu berturut turut hingga bulan Desember sebesar Rp 289,
Rp 337, Rp 427, Rp 331 Rp 367, Rp 388 Rp 346 Rp 367 dan Rp 337.

Sementara di tahun 2010, pada bulan Januari pemasukan hanya sebesar Rp 320 kemudian Februari turun menjadi Rp 242 kemudian turun lagi menjadi Rp 231. pada bulan April naik menjadi Rp 302, namun jatuh lagi dibulan Mei menjadi Rp 273. Ironisnya, pada bulan Juni tidak ada pemasukan sama sekali. Dan dibulan berikutnya naik signifikan menjadi Rp 556, selanjutnya Rp 312, Rp 360, Rp 393, Rp 452 dan terakhir di bulan desember naik menjadi Rp 661. “Memang pada tahun ini tidak begitu banyak kosong, tapi tahun-tahun sebelumnya banyak sekali yang kosong,” sebut sumber. Pada tahun 2003 misalnya, dalam tiga bulan berturut-turut terjadi kekosongan pemasukan.yani terjadi di bulan April, Mei dan Juni. Sementara di tahun 2004 dibulan oktober juga tidak ada pemasukan. Ditahun 2005, kekosongan terjadi pada bulan Februari dan Desember. Sedangkan di tahun 2006, sebutnya, kekosongan terjadi pada bulan April dan September. Sementara di tahun 2007 kekosongan juga cukup banyak, yakni pada bulan Februari, Juni, September dan Desember. Sedangkan di tahun 2008 kekosongan terjadi pada bulan Februari, Juni Agustus dan Desember. (apj)

sumber: http://metrojambi.com/

Sabtu, 23 April 2011

Kejati Puldata Dana Pramuka

Sabtu, 23 /04/ 2011 10:05

JAMBI – Kepala Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jambi, BD Nainggolan membenarkan, bahwa pihaknya kini tengah mengusut dugaan penggelapan dana pramuka provinsi Jambi, yang diperkirakan mencapai angka Rp 167,2 miliar. “Saat ini sedang lakukan puldata,” kata Nainggolan, dikonfirmasi sejumlah wartawan Kamis (21/04) kemarin. Hanya saja ia belum bisa berkomentar banyak, mengenai indikasi perbuatan melawan hukum.

Karena menurutnya, perbuatan melawan hukum, atau ada tidaknya indikasi pidana, akan dilihat dari hasil pengumpulan data, yang sedang dilakukan. “Nanti baru diketahui, apakah ada unsur korupsi atau tidak,” tegasnya. Sebelumnya, sumber koran ini juga mengatakan, bahwa Kejati telah melakukan penyelidikan terhadap dugaan penggelapan dana pramuka. Bahkan menurut sumber, sejumlah pihak sudah dipanggil dan dimintai keterangan oleh Kejati Jambi.

Diantaranya adalah Bendahara Kwarda Pramuka yang kini menjabat sebagai Kepala Biro Ekonomi Pembangunan dan Sumber Daya Alam (Ekbang dan SDA), Sepdinal, serta salah satu petinggi PT Inti Indosawit Subur (IIS).

Sementara sumber Posmetro Jambi lain menyebutkan, dari audit yang mereka lakukan terhadap aliran dana pengelolaan kebun sawit seluas 400 hektare oleh Kwarda Pramuka pada dua tahun terakhir saja mencapai angka Rp 8 miliar hingga Rp 10 miliar. Sedangkan, sumber lain mengatakan angka kebocorannya hanya mencapai Rp 3 miliar.

Dana tersebut, berasal dari kebun sawit yang dimiliki oleh kwarda Jambi. Kebun tersebut terletak di Dusun Mudo, Tungkal Ulu, Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar). Dugaan penggelapan ini, juga sebelumnya telah diperiksa oleh inspektorat Provinsi Jambi. hanya saja belum diketahui hasil pemeriksaan tersebut. (ria)

sumber: http://metrojambi.com/hukrim/

Minggu, 17 April 2011

Rp 3 M Dana Pramuka Raib

Sabtu, 16 /04/ 2011 09:03

Ilustrasi


JAMBI –Dugaan kebocoran dana Pramuka hampir bisa dipastikan telah terjadi. Menurut sebuah sumber koran ini, kebocoran yang terjadi mencapai Rp 400 juta per bulan.

Total dana yang raib mencapai Rp 3 miliar. “Dari buktinya ada yang dimark up dan ada pengeluaran tanpa tanda bukti. Sebulan sekitar Rp 400 juta, dan sudah berlangsung dua tahun lalu, bayangkan?” kata sumber yang minta namanya dirahasiakan.

Sementara itu, Kepala Inspektorat Provinsi Jambi, Erwan Malik, belum bersedia memberikan keterangan pasti tentang informasi tersebut. Menurut dia, sampai saat ini pihaknya masih melakukan pemeriksaan berkas. “Berkasnya tebal, belum selesai kita periksa. Kita saja mengerjakannya hingga larut malam,” sebut dia ketika dihubungi kemarin. Meskipun demikian, ia memperkirakan berkas ini akan selesai dalam beberapa hari kedepan. Diperkirakan, dirinya akan melaporkan kepada Gubernur Jambi Hasan Basri Agus (HBA) dalam waktu dekat ini. “Mungkin hari Senin atau Selasa sudah saya laporkan, sekarang sedang kita selesaikan,” sebutnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jambi, Ir Syahrasaddin menolak berkomentar soal ini. Ia berkilah soal dugaan adanya kebocoran dana tersebut menjadi tanggung jawab Inspektorat Provinsi Jambi. “Saya no commentlah, itu tugas inspektorat,” sebutnya kepada sejumlah wartawan di Dinas Pendidikan Provinsi Jambi, Jumat kemarin. Menurut dia, dirinya belum tahu pasti mengenai persoalan ini. Bahkan informasi sudah adanya laporan dari inspektorat kepada gubernur, dirinya mengaku belum tahu. “Laporannya kan langsung dengan gubernur, saya belum baca,” ujarnya lagi.

Ia juga membantah jika dirinya selaku Sekda Provinsi Jambi akan diberikan wewenang untuk mengganti posisi Ketua Kwatir Daerah (Kakwarda) Provinsi Jambi yang kini dijabat oleh AM Firdaus. Menurutnya, secara prosedur tidak jabatan KaKwarda tidak akan otomatis dijabat oleh Sekda Provinsi Jambi. “Jabatan Kakwarda tidak mesti dijabat Sekda, tapi kebiasaan memang Kakwarda itu di jabat Sekda. Namun untuk menjabat itu harus dilakukan musyawarah daerah luar biasa (Musdalub) dulu,” jelasnya Untuk urusan Musdalub, jelasnya dirinya tidak ikut campur. Pasalnya hal ini merupakan usulan anggota Kwarcab, bukan atas kemauan pimpinan. “Itu bukan urusan saya, itu urusan Kwarcab,” jelasnya.

Sebelumnya, Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus (HBA) kini masih menunggu hasil rekomendasi dari Inspektorat Provinsi Jambi untuk melakukan tindak lanjut pada persoalan ini. “Kita masih menunggu inspektorat. Hasil rekomendasi itu yang akan dijadikan acuan untuk mengambil keputusan,” sebut gubernur, Kamis lalu Untuk diketahui, pendanaan Pramuka Jambi sudah mandiri. Ini karena organisasi kepanduan tersebut memiliki areal kebun sawit yang menghasilkan dana yang tidak sedikit.Kebun tersebut terletak di Dusun Mudo, Tungkal Ulu, Tanjungjabung Barat (Tanjabbar). Kebun ini memiliki luas sekitar 400 hektare. Dari kebun sawit ini, rata-rata Pramuka Jambi mendapat pemasukan sedikitnya Rp 300 juta setiap bulan. Kabarnya, kas Pramuka Jambi saat ini bukannya mengalami penambahan, tapi justru berkurang. Pada saat serah terima Ketua Pramuka dari Chalik Saleh kepada AM Firdaus, anggaran Pramuka Jambi memiliki saldo Rp 7,4 miliar. Jumlah ini belum termasuk pemasukan yang diperoleh dari kebun sawit tersebut setiap bulannya saat AM Firdaus menjabat sebagai Ketua Pramuka Jambi. Namun ternyata saat ini kasnya bukan bertambah, tapi justru berkurang. Pengurangan ini informasinya diakibatkan oleh pengeluaran dana Pramuka yang tidak ada standarisasinya. (apj)

sumber: http://www.metrojambi.com/

Gubernur Tunggu Rekomendasi Inspektorat

Jumat, 15 /04/ 2011 08:56

Erwan: Kemungkinan Memang Ada Kebocoran

Erwan Malik

Erwan Malik

JAMBI- Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus (HBA), kini masih menunggu hasil rekomendasi dari Inspektorat Provinsi Jambi yang kini tengah melakukan penyelidikan dugaan dana Pramuka yang diselewengkan. Menurut dia, sejauh ini dia masih belum menerima laporan secara resmi hasil pekerjaan Inspektorat tersebut. “Kita masih menunggu inspektorat.

Sampai saat ini saya belum menerima laporan,” kata Gubernur kepada wartawan usai membuka Rapat Koordinasi (Rakor) camat se-Provinsi Jambi, di Ruang Pola Kantor Gubernur Jambi, kemarin. Menurut dia, berdasarkan informasi sementara dikabarkan memang adanya kebocoran pada dana pramuka di Provinsi Jambi, bahkan dikabarkan sudah menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan. Namun, dirinya belum bisa memastikan hal ini. “Tunggu laporan Inspektorat dululah,” katanya.

Gubernur juga belum bisa memastikan apakah dana ini nantinya harus dikembalikan atau tidak. Karena menurut dia, hasil rekomendasi dari Inspektoratlah yang akan menentukan arah selanjutnya. “Kita lihat laporan Inspektorat. Nanti baru bisa dipastikan apakah dikembalikan atau bagaimana tindak lanjutnya,” sebut dia. Sementara itu, Kepala Inspektorat Provinsi Jambi, Erwan Malik belum memberikan penjelasan detail mengenai hal ini. Dikatakannya, dirinya tengah mendalami masalah ini. Namun dari kesimpulan awal, diduga memang ada kebocoran pada dana Pramuka ini. “Kemungkinan memang ada kebocoran. Ini sedang kita pelajari,” sebutnya kemarin.

Lantas kapan akan diserahkan rekomendasi kepada Gubernur? Mengenai hal ini dirinya juga belum bisa memastikan. Namun, dalam waktu dekat ini dirinya berjanji akan menyelesaikan tugas tersebut. “Secepatnya akan kita laporkan, kita pelajari dulu,” katanya. Untuk diketahui, pendanaan Pramuka Jambi sudah mandiri. Ini karena organisasi kepanduan tersebut memiliki areal kebun sawit yang menghasilkan dana yang tidak sedikit.Kebun tersebut terletak di Dusun Mudo, Tungkal Ulu, Tanjungjabung Barat (Tanjabbar). Kebun ini memiliki luas sekitar 400 hektare. Dari kebun sawit ini, rata-rata Pramuka Jambi mendapat pemasukan sedikitnya Rp 300 juta setiap bulan. Kabarnya, kas Pramuka Jambi saat ini bukannya mengalami penambahan, tapi justru berkurang. Pada saat serah terima Ketua Pramuka dari Chalik Saleh kepada AM Firdaus, anggaran Pramuka Jambi memiliki saldo Rp 7,4 miliar.Jumlah ini belum termasuk pemasukan yang diperoleh dari kebun sawit tersebut setiap bulannya saat AM Firdaus menjabat sebagai Ketua Pramuka Jambi. Namun ternyata saat ini kasnya bukan bertambah, tapi justru berkurang. Pengurangan ini informasinya diakibatkan oleh pengeluaran dana Pramuka yang tidak ada standarisasinya. (apj)

sumber: http://www.metrojambi.com/

Selasa, 12 April 2011

Pelajaran Seks untuk Pramuka

Jumat, 08/04/2011 13:45 WIB
Irna Gustia - detikHealth
London, Pramuka di Inggris tidak hanya belajar tentang berkemah, tali temali, kano atau hewan lebah. Kini Pramuka di Inggris juga dibekali pendidikan seks sehat untuk membantu mencegah tingginya penularan penyakit seksual di negeri tersebut.

Asosiasi Pramuka Inggris resmi meluncurkan pejaran seks untuk Pramuka pada 5 April 2011. Program pendidikan seks ini untuk Pramuka usia 14-18 tahun.

Program pendidikan seks untuk pramuka ini seperti dilansir SMH, Jumat (8/4/2011) dirancang untuk memberikan pengetahuan pada anak-anak muda tentang bagaimana hubungan seks yang sehat saat dewasa.

Program pendidikan seks bertajuk 'My Body, My Choice' ini meliputi berbagai aktivitas seperti pelajaran tentang kondom yang dikemas dalam bentuk kuis atau pelajaran penyakit seksual menular melalui kartu permainan (game).

Ada juga permainan pertukaran cairan dengan menggunakan cangkir plastik dan pewarna makanan, untuk menunjukkan seberapa cepat cairan dan infeksi menyebar.

"Kami ingin membantu orang muda untuk sadar, peduli dan percaya diri sehingga terhindar dari penyakit menular seksual," kata Ketua Pramuka Bear Grylls seperti dilansir dari SkyNews.

"Kita hanya punya satu tubuh, jadi hormatilah sehingga orang juga akan menghormatimu," lanjutnya.

Asosiasi Pramuka Inggris akan memberikan materi kursus untuk tiap kelompok pramuka yang disesuikan dengan usia. Dengan pendidikan seks ini diharapkan orang muda bisa lebih cerdas dalam menyikapi masalah seks dan penyakitnya.

Inggris merupakan negara tertinggi di Eropa yang memiliki kasus infeksi menular seksual dan kehamilan remaja.

Namun para kritikus mengingatkan bahwa pemberian pendidikan seks ini bisa membuat pemuka agama marah.

(ir/ver)

sumber: detikhealth

Sabtu, 02 April 2011

KONTINGEN NEGARA TETANGGA BAKAL HADIR

Rabu, 09 /03/ 2011 10:47

Perkempinas Dijadwalkan November 2012
JAMBI–
Sejumlah kontingen dari negara-negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, Filipina, Brunei Darussalam, Thailand dan Australia diperkirakan akan menghadiri rencana Perkemahan Putri Tingkat Nasional (Perkempinas). Kegiatan ini dijadwalkan dilaksanakan di tahun 2012 mendatang. “Biasanya negara-negara tetangga, seperti dari kawasan Asia Tenggara dan beberapa negara lainnya akan turut serta dalam perkemahan itu,” kata Wakil Gubernur (Wagub) Jambi, Fachrori Umar, usai rapat soal Perkempinas di Ruang Pola Kantor Gubernur, kemarin.

Fachrori Umar menyatakan, menjelang kegiatan tersebut dilaksanakan berbagai infrastruktur harus dibenahi. Pasalnya even ini adalah event nasional tahunan, karena itu persiapannya harus matang.

Rencananya, perkemahan ini akan bertempat di Bumi Perkemahan Pramuka Sungai Gelam. Event ini merupakan kegiatan Gerakan Pramuka (GP), yakni perkemahan yang dilaksanakan Pramuka Penegak dan Pandega Putri (Usia 16-25 tahun) yang berasal dari seluruh Indonesia. “Agenda acaranya yakni pada minggu ke-3 dan ke-4 bulan November tahun 2012,” kata Wagub.

Event ini dilaksanakan sebagai wahana menggalang persaudaraan antar sesama anggota Pramuka putri dari seluruh Indonesia dan negara sahabat yang dititikberatkan untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada Pramuka putri untuk memperluas dan meningkatkan kualitas, pengetahuan, keterampilan, dan pengalamannya.
Perkemahan ini nantinya didanai oleh APBD Provinsi Jambi dibantu APBN. Sementara itu, Sekda Provinsi Jambi, AM Firdaus mengatakan, dengan menjadi tuan rumah, tentunya bisa berimplikasi positif bagi Provinsi Jambi karena Provinsi Jambi akan lebih dikenal di Indonesia, bahkan juga oleh negara-negara tetangga yang kelak akan menghadiri kegiatan dimaksud.

“Imbasnya pada keuntungan ekonomis bagi Provinsi Jambi. Tapi untuk benar-benar siap menjadi tuan rumah, banyak hal yang harus dibenahi,” katanya. Menurut dia, hal yang mendesak untuk dibenahi sebagai persiapan event ini yakni air bersih, listrik, jalan, fasilitas MCK, tempat parkir, pos pengamanan, dan lain-lain. Sekda juga mengemukakan bahwa Perkempinas 2012 ini baru dua kali dilaksanakan di Indonesia, yang pertama diselenggarakan di Baubau, Sulawesi. (apj)

sumber: http://metrojambi.com/

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys